Rabu, 01 September 2010

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA (MEMBACA) MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK (PARTISIPATIF) SISWA KELAS 11 SD NEGERI 1 PRAMBATAN LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2004/2005

BAB I

A.  Latar Belakang Masalah
       Pandangan Dirjen Dikdasmen tentang pendidikan bahasa Indonesia adalah (1) produk pendidikan masih kurang memenuhi harapa, (2) hal yang paling urgen untuk dibahas serius dan terbuka adalah persoalan metode pengajaran atau persoalan yang berkaitan dengan kualitas guru, (3) metode pengajaran diharapkan sesuai dengan tuntutan zaman, (4) agar guru dan murid menjadi aktif, kreatif, mandiri dan berfikir problem solving, (5) Pendidik tidak berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan yang berorientasi pada cara anak didik dapat belajar dari lingkungan teman bisa mengembangkan sikap kreatif dan daya fikir imajinatif (Media Indonesia, 28 Juni 2000).
       Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah memang memiliki kedudukan yang sangat penting. Seperti yang dikemukakan Sabarti Akhadiah M.K. dalam Darmayati Zuhdi dan Budiarsih, (1996/1997 : 57).
Bahwa pembelajaran membaca mempunyai peranan penting, melalui pembelajaran membaca guru dapat memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia. Pembelajaran membaca dapat menjadi media menanamkan nilai-nilai Keindonesiaan pada anak didik, misalnya, wacana yang berkaitan dengan tokoh nasional, kepahlawanan, kesusastraan, dan kepariwisataan. Setelah itu, melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan penalaran dan aktivitas anak didik.

       Pengaruh penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia sugesti serta dorongan pada guru-guru sebagaimana telah di lakukan pada pica dalam Darmayati Zuhdi dan Budiarsih, (1996/1997 : 26).
       "Pica membedakan tiga kontek perolehan bahasa, yaitu alami, konteks pembelajaran, dan campuran konteks pembelajaran bahasa kedua di kelas secara alami berhadapan dengan lingkungan yang menggunakan bahasa kedua yang dipelajari". Hasil penelitian pica mendukung hasil penelitian sebelumnya, morferm oleh menunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara nilai membuat urutan morferm oleh pembelajaran bahasa kedua dalam ketiga konteks tersebut. Disamping menunjukkan, terdapat persentase skor yang diperoleh oleh setiap kelompok, misalnya dalam membuat bentuk jamak dengan penambahan  S (dalam bahasa inggris), kelompok pembelajaran yang hanya belajar bahasa kedua di sekolah memperoleh skor 19% satu tingkat tinggi dari kelompok campur, dan dua peringkat lebih tinggi dari kelompok yang memperoleh bahasa kedua secara alami. Pica menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa kedua di sekolah mempunyai pengaruh terbesar dalam memperroleh nilai bahasa.
      Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar jumlah jam pelajaran yang paling banyak bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Namun dalam hal membaca sering dianggap sebagai hal yang sulit. Namun pengamatan peneliti salah satu penyebab adalah cara penyampaikan mater pelajaran, guru sering menggunakan materi dengan cara ceramah yang dianggap guru paling praktis.
Seperti dikemukakan  oleh Koentjaraningrat (1974) :
Bahasa Indonesia merupakan salah satu unsur dari kebudayaan dengan alasan : (1) Bahasa merupakan bentuk perilaku terlatih. Artinya penguasaan suatu bahasa bukanlah karena keturunan, melainkan proses belajar. Tanpa belajar mungkin manusia terampil dalam menggunakan suatu bahasa ; (2). Penggunaan bahasa terbatas pada manusia saja. Meskipun bahasa itu merupakan salah satu unsur kebudayaan, tetapi bahasa itu dapat digunakan sebagai alat kebudayaan, tetapi menyampaikan konsep-konsep kebudayaan pada umumnya atau konsep-konsep mengenal unsur kebudayaan itu sendiri.

       Tujuan pengajar Bahasa Indonesia berkaitan erat dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mendidik murid sedemikian rupa sehingga anak menjadi manusia yang bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan manusia Indonesia serta dirinya sendiri serta ikut membangun bangsanya. Tujuan itu dicapai dengan jalan mengusahakan perkembangan spiritual, sikap dan nilai hidup, pengetahuan, keterampilan, daya estetik dan jasmani murid.
       Bahasa pengajaran bahasa untuk sekolah dasar dengan memperhatikan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dan sebagai sarana ekperesi budaya sesuai dengan tingkat umur dan perkembangan murid tingkat dasar; bahan yang dipilih harus memungkinkan murid mengembangkan bahasa dalam bentuk komunikasi lisan dengan orang lain, terutama orang tua, guru dan teman sekolah.
       Pembelajaran Bahasa Indonesia berfungsi sebagai salahs atu mata rantai proses belajar dan mengajar yang memiliki hubungan timbal balik dengan mata pelajaran yang lain. Pengajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar dirangkum dalam buku Kurikulim III A1 (pedoman khusus) yakni agar tamatan sekolah dasar : (a) Memahami seluk beluk Bahasa Indonesia yang baik (sesuai dengan tingkat dan perkembangan umurnya); (b) Mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik sebagai hasil perbaduan latihan dan pengalaman bahasa Indonesia dalam segala aspek. Mampu mempelajari bermacam ilmu pengetahuan yang diajarkan di lembaga pendidikan susudah sekolah dasar melalui bahasa Indonesia dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya.
       Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk membimbing siswa sehingga mereka "(1) Memiliki pengetehuan yang sahih tentang Bahasa Indonesia; (2) Terampil menggunakan Bahasa Indonesia baik bertukar pikiran maupun untuk memahami tutur yang berwadahkan Bahasa Indonesia; dan (3) Memiliki sikap mental positif (hormat, bangga, setia dan prihatin) terhadap Bangsa Indonesia". (Oka, 1981 : 57). Berhasilnya proses belajar mengajar bahasa ditentukan oleh bekerjanya beberapa variabel secara bersama-sama, yaitu guru, murid, metode bahkan pengajaran, danfasilitas penunjangnya.
       Membaca permulaan sebagai salah satu keterampilan berbahasa apabila berhasil memungkinkan suatu siswa memiliki (1) pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai dasar mendengarkan Bahasa Indonesia, (2) pengetahuan dasar untuk bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia, (3) pengetahuan dasar yang digunakan sebagai dasar untuk membaca Bahasa Indonesia, (4) pengetahuan dasar untuk menulis Bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan pentingnya keberhasila membaca tersebut. Jelas bahwa membaca dan menulis itu sangat penting dan mutlak ada dalam kurikulum Sekolah Dasar.
       Secara khusus, hasil kelompok siswa kelas I SD N 1 Prambanan Lor Kaliwungu Kudus untuk mata pelajaran bahasa Indonesia memperoleh nilai yang rendah atau kurang baik dalam variabel ulangan formatif atau bahkan ulangan semester khususnya pada pelajaran membaca.
       Dalam kehidupan sehari-hari, Bahasa Indonesia diperlukan dalam berbagai bidang, baik bidang sosial, ekonomi, politik, dan teknologi. Bahasa Indonesia sebagai ilmu dasar berfungsi melayani ilmu pengetahuan teknologi. Pada umumnya siswa Sekolah Dasar mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia khususnya pada membaca. Selama ini siswa kurang begitu senang dalam kegiatan dan belajar membaca. Kalau siswa belajar sendiri tanpa ada yang menemani siswa kurang bergairah dalam belajar membaca, walaupun sudah banyak buku yang diberikan untuk dibacanya.
      Untuk memecahkan masalah diatas, sebagai guru sekolah dasar sekaligus pendidiknya yang langsung berhadapan dengan siswa, memunculkan gagasan pembelajaran kelompok (partispasif) siswa akan berusaha lebih kreatif dalam kegiatan membaca. Dengan pembelajaran kelompok, siswa akan berusaha lebih kreatif dalam kegiatan belajar membaca. Teman kelompoklah yang dapat menjadikan siswa belajar menjadi senang.      Pelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mendasar pada hanya pengetahuan bahasa sampai penggunaan bahasa, oleh karena itu harus benar-benar di pahami siswa. Untuk dapat di pahami siswa, guru harus berusaha dengan sungguh-sungguh memilih menggunakan pembelajaran kelompok agar siswa berminat denga pelajarna bahasa Indonesi. Dengan demikian mendorong meninkatkan kapasitas belajar sehingga prestasi yang di capai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat. Dari uraian di atas peneliti ingin meneliti tentang "Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia (Membaca) Melalui Pembelajaran Kelompok (Partisipatif) Siswa Kelas I SD Negeri 1 Prambatan Lor Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2004/2005".

Endang Sulistyowati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
free web site traffic and promotion